industri mebel
Persaingan di Dunia Makin Ketat
Singapura, Kompas – Persaingan industri mebel dunia
saat ini semakin ketat. Produsen Indonesia harus semakin inovatif dalam desain dan meningkatkan penggunaan bahan baku alternatif untuk memenangi persaingan.
Kondisi ini tergambar dalam International Furniture Fair Singapore dan ASEAN Furniture Show di Singapore Expo, Changi, Kamis (1/3). Sedikitnya 250 peserta dari 20 negara mengikuti pameran tersebut.
Para produsen mebel dunia berlomba-lomba memamerkan produk dengan desain yang indah, tetapi harganya tetap terjangkau. Produsen asal China, Vietnam, dan Taiwan malah menawarkan produk berbahan baku sintetis, misalnya rotan dan kayu dari plastik.
“Produsen mebel Indonesia harus terus berinovasi, baik dalam desain maupun bahan baku alam yang ramah lingkungan. Memang persaingan mebel semakin ketat, tetapi Indonesia masih memiliki yang tidak dikuasai China dan Vietnam, yaitu bahan baku alam yang berlimpah,” kata Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono di Singapura.
Pameran yang akan berlangsung dari 1-5 Maret ini sebagian besar menampilkan produk mebel. Hanya sebagian kecil peserta yang memamerkan produk kerajinan untuk hiasan ruangan.
Sebanyak 130 peserta asal Indonesia yang diorganisasi Asmindo menampilkan produk kreasinya. Ada yang memamerkan mebel berbahan baku eceng gondok, rotan, dan kayu jati bekas rel kereta api. Indonesia menempati areal seluas 5.500 meter persegi dari 36.000 meter persegi ruang pamer yang digunakan.
Vietnam, yang selama tiga tahun terakhir ini industri mebelnya mengalami pertumbuhan yang luar biasa, menempati areal di samping paviliun Indonesia. Vietnam memiliki pertumbuhan ekspor mebel sekitar 15 persen per tahun. Indonesia baru mencapai sekitar 7 persen.
Pengusaha mebel China yang mempunyai jaringan toko Home of Home di seluruh dunia, Lim Cheok Sin, mengatakan, kondisi tersebut sungguh menyedihkan. Indonesia memiliki sumber bahan baku dan tenaga kerja yang lebih banyak, tetapi pertumbuhannya masih di bawah Vietnam.
“Indonesia seharusnya mampu lebih baik dari sekarang. Harus ada kemauan mengembangkan industri mebel di Indonesia agar mampu meningkatkan ekspor,” kata Lim.
Lim sendiri berencana mengimpor produk mebel berbahan baku kayu jati untuk dipasarkan di China. (Hamzirwan)